[SERIES] Suddenly to be His Maid – 10(2/2)A

sddnly to be 5a

SUDDENLY TO BE HIS MAID – 10(2/2)A

AUTHOR FATMINHO

Length : Series
Cast : Kyuhyun – Sooyoung
Genre : Romance – Friendship

Disclaimer : THIS PLOT IS MINE!

Dengan terpaksa, Kyuhyun akhirnya megangguk lesu. Sedangkan Siwon tersenyum penuh kemenangan.

“Kedua, kau harus ikut aku ke kantor setiap hari. Mengingat kesehatanku belum pulih total, aku butuh tangan kanan yang bisa di andalkan. Jika kau ingin restu dariku, maka tunjukkan padaku bahwa kau bisa di andalkan. Arraseo?”

“Nde… arraseoyo…”

“Ketiga, kau tak boleh protes jika aku ingin sedikit bermesraan dengan adikku sendiri. Aku tahu, dari raut wajahmu tadi, kau tak suka dengan kelakuanku yang bermanja-manja dengan adikku sendiri, iya kan?”

“Nde, mianhamnida~”

“Good. Jika kau mengerti, berjuanglah. Kau tahu, mendapatkan seorang Choi Sooyoung tidak semudah yang kau bayangkan. Butuh banyak pengorbanan didalamnya.”

“Arraseo…”

“Kembalilah ke kamarmu!”

Sudah satu minggu ini Kyuhyun tak pernah menyentuh Sooyoung. Bertemu pun jarang. Jika bertemu, ketika Sooyoung mendekat, pasti Kyuhyun mencari alasan untuk meninggalkannya. Kyuhyun takut tak dapat mengontrol diri dengan baik. Dia takut di cap sebagai lelaki yang tak dapat di andalkan. Memang baginya Siwon adalah orang penting bagi Sooyoung, tapi bukankah ada yang lebih penting didalam restu lamarannya? Dia bisa saja memohon pada Tuan Choi. Namun, hati kecilnya berkata bahwa dia ingin berjuang untuk mendapatkan seorang Choi Sooyoung seperti apa yang di katakana calon kakak iparnya.

“Soo-ah… aku merindukanmu, sayang…” Kyuhyun merasakan sesak di dadanya. Menatap foto sang yeoja saja sudah membuat hatinya bergemuruh tidak tenang. Demi apa pun, dia benar-benar merindukan yeojanya.

“Ekhm!”

Suara dehaman membuat Kyuhyun tersentak dan sontak menarik pigura kecil tadi untuk masuk kedalam laci kerjanya. Bisa dia lihat Siwon tengah berdiri didepannya.

“Pekerjaanmu sudah selesai?” Kyuhyun mengangguk dan langsung memilih beberapa map yang ingin dia serahkan pada Siwon. “Kau tinggal menandatanganinya saja.”

Siwon meraih map-map tersebut dan memeriksanya sekilas. Dia takjub. Tak menyangka bahwa otak Cho Kyuhyun secanggih ini. “Good Job. Sudah jam makan siang. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu setelah istirahat.” Kemudian Siwon pergi meninggalkan ruangan Kyuhyun.

Cklk!

Kyuhyun mengurungkan niatnya untuk beranjak pergi ketika mendengar suara pintu ruangannya terbuka. Awalnya dia kira itu Siwon yang akan mengomelinya atau memberinya pekerjaan tambahan. Namun nyatanya, seorang yang sangat dia rindukan berdiri dengan senyum lebarnya di ambang pintu yang baru saja tertutup itu. Apa dia sedang mimpi?

“Anyeong, oppa!” sapa Soo sambil berjalan mendekati Kyuhyun. “Aku sudah tau semuanya. Aku sudah tau alasan mengapa kau menjaga jarak dariku. Aku juga tahu apa yang kau rasakan kali ini. Dan sayangnya, kau tak memberitahuku sejak awal.”

“Chagie… oppa mianhe…” suara Kyuhyun bergetar. Bukan karena apa. Itu semua karena dia benar-benar merindukan yeojanya itu. Seminggu tak menyentuh seinci pun tubuh yeojanya, membuatnya tersulut jutaan volt rasa rindu yang rasanya ingin dia tuntaskan detik ini juga.

“Bogoshippo~” ujar Soo sambil menatap Kyuhyun lekat. Kyuhyun hanya bisa mengangguk pasrah. Dia rindu, tapi tubuhnya menahan keinginannya untuk memeluk sang yeoja. Dia takut, perjuangannya seminggu ini akan merusak segalanya. Sabarlah Kyu… tiga minggu lagi. Ya, sebentar lagi.

“Kau tak ingin memelukku, oppa?” Tanya Soo yang merasa heran dnegan sikap kaku kekasihnya itu. Kalau memang itu larangan oppanya, lakukan saja. Bukankah saat ini tak ada sosok oppanya?

“Ingin… sangat ingin…” ujar Kyu dengan suara bergetar. “Tapi aku ingin menjadi namja yang bertanggung jawab, bisa diandalkan, dan konsisten. Aku sudah berjanji untuk menahan diriku selama satu bulan ini. Jadi, tunggulah tiga minggu lagi. Aku ingin mengikuti permainan oppamu, Soo…”

Sooyoung yang mendengar hal itu jadi bungkam seribu bahasa. Inikah Cho Kyuhyun dewasa yang dia kenal? Apa benar, sifat egoisnya sudah hilang? Haruskah dia senang dan bangga?

“Oppa melarangmu menyentuhku. Namun kau harus tahu, dia tak melarangku menyentuhmu. Jadi…”

Chup*

Sooyoung mengecup bibir Kyuhyun cukup lama, menyalurkan rasa rindu dan dukungan yang ingin ia berikan hanya untuk Kyuhyun seorang.

“Fighting oppa!!! Aku tahu, kau bisa! Aku menunggumu!”

Setelah mengatakan hal itu, Sooyoung melangkah pergi hendak meninggalkan ruangan Kyuhyun. Namun, ketika sudah sampai di ambang pintu, dia menoleh lagi, “Oppa, makanlah bekal makan siang yang aku bawa itu.” Kemudian dia benar-benar melnghilang di balik pintu.

Kyuhyun hanya bisa termenung untuk beberapa menit. Apa yang barusan dia dapatkan? Kiss? Apa ini semua boleh? Apa dia boleh melanggar hal ini? Tapi… benar kata Sooyoung, hanya Kyuhyun yang tak boleh menyentuh Sooyoung, bukan sebaliknya, atau kedua-duanya. Lalu, detik berikutnya Kyuhyun tersenyum dan mulai menyantap makan siang yang dibuatkan oleh calon istrinya itu.

Sooyoung’s POV

Baru saja aku menyelesaikan sesi pemotretan terakhir di studio. Beginilah pekerjaanku beberapa tahun belakangan ini. Menjadi seorang model diberbagai bidang. Dari majalah hingga model iklan produk brance terunggul di dunia. Aku nyaman dengan pekerjaanku ini walau memang harus menguras tenagaku.

Aku keluar dari ruang ganti kostum dan kini telah lengkap dengan baju milikku. Kostum tadi benar-benar sexy. Mengekspose punggung datarku hingga perbatasan pinggang. Apakah Kyuhyun akan kaget jika melihatku seperti itu? Hah… kuharap dia tak melihatnya. Lagian… bukankah dia masih sibuk dengan pekerjaan kantor yang dilimpahkan Siwon oppa kepadanya? Yah, aku harus tenang karena aku yakin Kyuhyun tidak aka nada waktu menonton TV.

“Nona Sooyoung! Apa kabar?”

Kuhentikan langkah kakiku ketika seorang pria menyapaku. Aku menoleh dan kutemukan lelaki Kanada tampan yang kutahu dia adalah salah satu model papan atas. Kalau tidak salah, namanya Justin Mark. Pernah sekali kami membintangi iklan bersama beberapa bulan lalu. Yah… kurasa aku cukup mengingatnya. Aku pun tersenyum kepadanya.

“Oh, Hai Mark. Yah… seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Lalu, bagaimana denganmu?”

“Seperti yang kau lihat, nona. Aku tampak sehat dan semakin tampan.” Jawabnya bangga, membuatku tertawa geli dengan tingkah angkuh yang sengaja dibuat olehnya.

“Yah… kurasa kau benar. Mungkin akan lebih menarik jika kau menurunkan sedikit kadar angkuhmu itu, Tuan.” Candaku yang dibalas dengan tawa pecahnya juga.

“By the way… kau sudah selesai pemotretan?” aku mengangguk. “Aku juga. Bagaimana jika kita menikmati kopi sore di pinggir jalan sana?” tawarnya, aku pun menimbang segala rencanaku setelah ini. Apa aku bisa menerima tawarannya? Yah… kurasa tak ada salahnya.

“Baiklah. Aku akan ijin dulu dengan managerku. Takut-takut ada jadwal yang aku lupakan.” Dia mengangguk dan mengijinkanku menghubungi managerku yang belum lama ini meminta ijin untuk pergi meeting di sebuah agency lainnya.

Disinilah aku sekarang. Di mini kafe pinggir jalan. Aku sudah duduk di tempat yang memungkinkan dan jarang orang. Khawatir jika ada salah satu orang pejalan yang mengenaliku jika aku memilih duduk di tengah sana. Maka bagian ujung pun kujadikan pilihanku. Sambil menunggu Mark yang sedang memesankan kopi untuk kami, kusandarkan punggungku kesandaran kursi sambil menatap sekeliling daerah ini. Hmm… tempat yang sejuk dan nyaman. Nyaris semua tempat terisi pengunjung, tapi kesan tenang yang seakan sepi ini benar-benar menakjubkan. Padat, tapi terasa legang. Entah apa lagi yang bisa kupuji dari tempat ini.

“Dari satu aspek pemasaran, barang yang akan kami luncurkan ini akan sangat diminati di pasaran. Seperti fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit orang yang berprinsip bahwa barang yang berkualitas pastilah memiliki harga yang tinggi pula…..-“

Aku mendengar suaranya. Ya, suara namjaku. Aku pun menolehkan pandnagan ke kanan-kekiri dan keselilingku. Hingga aku terpaku pada satu meja bundar di tengah sana. Kulihat Kyuhyun tengah menggerak-gerakkan tangannya menunjuk objek yang dipegangnya sambil menjelaskan masalah yang hanya samar-samar kudengar. Hingga empat orang paruh baya didepannya terkesan menyaksikan penampilannya. Benar saja, di akhir dia menjelaskan, empat orang itu bertepuk tangan secara antusias dan menjabat tangannya. Tak sengaja pandangannya mendongak dan menemukanku.

Chup*

Aku terkesiap. Aku menoleh kesamping dan kudapati Mark yang tersenyum sambil menyodorkan ice coffee padaku setelah mengecup keningku. Aku memandangnya heran.

“Apa yang kau lakukan? Kenapa menciumku?”

“Oh, apakah aku salah? Bukankah itu adalah salam termanis untuk teman?”

“Maaf Mark, tapi aku bukanlah salah satu orang yang mengikuti tradisi itu.” Jelasku dengan suara sedikit gusar dan sesekali melirik pada Kyuhyun. Aku melihat Kyuhyun bercengkrama dengan rekan bisnisnya. Namun, tak ada sedikit pun senyuman manis dari wajahnya. Bahkan terkesan dia sedang tertimpa ribuan masalah. Oh Tuhan… apa dia melihat kejadian bodoh tadi?

“Baiklah, maafkan aku Nona Choi Sooyoung. Aku terbiasa akan hal itu. Lain kali, aku tak akan mengulangnya.” Aku hanya mengangguk tak suka dengan aksi dadakannya tadi. Sungguh, aku merasa kesal dengan tingkah angkuh yang terkesan serampangannya ini. Namun, yang lebih penting adalah tanggapan Kyuhyun. Aku yakin dia melihatnya. Aaarggh… nanti malam aku harus ke apartmentnya. Aku harus menjelaskan semua yang terjadi. Semoga dia bisa menerima penjelasanku. Kumohon Kyu… jangan jadikan ini bahan pertengkaran kita.

Sooyoung’s POV end

Kyuhyun’s POV

Tepat pukul 7 malam aku baru bisa beristirahat, setelah menghadapi beberapa meeting penting di tiga tempat berbeda siang tadi. Sudah dua minggu ini aku tinggal di apartment yang kusewa. Aku sengaja menyewa apartment karena takut jika selalu seatap dengan yeojaku, aku malah tak bisa mengendalikan diriku sendiri. Selama ini kami tak pernah bertemu. Cukup lewat telepon dan mendengar suaranya. Sempat dia datang mengunjungiku, tapi dia tak sendiri, melainkan bersama oppanya yang alim itu.

Tak terasa lima hari lagi genap sebulan aku menghadapi tantangan seorang Choi Siwon. Berarti, lima hari lagi aku sudah bisa merengkuh yeojaku sepenuhnya. Aku akan segera melamarnya dan berjanji untuk selalu setia mendampinginya seumur hidupku.

Namun… kejadia sore tadi yang kulihat secara kasat mata membuat hatiku hancur tak terkendali. Bersyukur itu adalah meeting terakhir yang kuhadapi, jadi aku tak perlu cemas untuk meeting selanjutnya yang akan kupastikan berantakan karena keadaan hati dan pikiranku. Siap pun itu, tak aka nada seorang yang senang jika kekasihnya disentuh orang lain, terlebih lagi jika di kecup. Oh Tuhan… aku bahkan menahan diri mengecupnya, tapi apa yang dia lakukan? Dia membiarkan pria lain mengecup kening indahnya yang sangat aku sukai itu. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Sungguh hati dan pikiranku tak bisa di ajak tenang. Ingin rasanya kubunuh pria kurang ajar tadi. Apakah karena aku tak menyentuhnya maka dia biarkan lelaki lain menyentuhnya? Neumu andwe! Sooyoung bukanlah yeoja murahan seperti itu.

Tapi tetap saja, hati dan pikiranku tak menerima kelakuannya itu. Bayangkan, dipenghujung perjuanganku sebulan ini dia mematahkan semua kepercayaanku. Choi Sooyoung!!! Apa yang haru aku lakukan, eoh?! Ini benar-benar sakit!!!

Teeett……….. Teeettttt……

Dengan malas, aku melangkah kedepan pintu apartment. Tanpa melihat pengunjung di monitor, langsung saja kubuka pintunya.

Grebb!!

Aku terkesiap mendapatkan seseorang tengah memelukku secara erat. Setelah kusadari, dia adalah yeojaku, Choi Sooyoung, aku pun mencoba menarik pelukannya untuk segera terlepas.

“Aku tahu kau melihatnya. Aku tahu kau sakit melihatnya. Aku juga tahu itu salah. Aku tahu itu salahku yang mengijinkan pria lain mengecup keningku. Aku tahu kau menganggapku murahan. Tapi kau harus tahu kejujuranku kali ini, kejadian itu benar-benar diluar pengetahuanku. Aku benar-benar tak tahu akan hal itu. Dia tiba-tiba datang dan melakukannya. Jadi aku mohon, jangan kau bersikap dingin padaku karena alasan itu. Aku mohon…” jelasnya sembari menangis memegang kedua lenganku.

Kupandang mata sembabnya. Pipi tembamnya pun kian membasah dan memerah. Merasa tak tega, aku pun menarik tubuhnya dan kudekap dengan hangat. Kusampaikan rasa terimakasihku karena dia sudah datang dan menjelaskan semuanya. Kurasa, aku pun mulai tenang dan lega dnegan segala pikiran buruk yang sudah sirna berkat penjelasannya. Aku bersyukur akan hal itu.

Sooyoung terus menangis dan menekan wajahnya lebih masuk lagi kedalam dadaku. Perlahan, kubawa tubuhnya masuk kedalam dan otomatis pintu apartmentku tertutup. Kududukkan dia di sofa tanpa melepas dekapan eratnya. Merasa iba, aku pun mulai mengelus sayang puncak kepalanya dan kukecup keningnya beberapa kali. “Tenanglah chagie~ aku percaya padamu. Sungguh…” ujarku yang ternyata membuatnya semakin memecahkan tangisan di dadaku.

“Oppa~ aku ingin malam ini tetap bersamamu…”

Aku terdiam mendengar permintaannya. Ya, aku juga ingin, aku juga mau, tapi aku ingin tetap pada komitmenku. Aku harus menuntaskan lima hari terakhir ini dengan mulus. Anggap kejadian mala mini, sesi pelukan erat ini adalah bonus yang harus kuambil. Berharap Siwon tak melihat atau pun mengetahui kejadian ini. Entah kenapa aku ingin benar-benar menjadi namja yang bertanggung jawab atas apa yang aku katakan. Aku sudah berjanji pada Siwon untuk menahan diri, maka sebaiknya kuselesaikan semua itu. Yah… sabarlah… lima hari lagi Kyu…

“Nado… Nado… aku juga ingin menghabiskan setiap malamku bersamamu. Aku ingin ketika bangun, wajahmu menjadi pemandnagan pertama yang kulihat. Namun, aku ingin seutuhnya. Jadi, sabarlah chagie~ lima hari lagi. Kau mau menungguku, kan?” Sooyoung mengangguk dan kembali memelukku lebih erat. Dia pasti khawatir aku masih memikirkan kejadian sore tadi.

Setelah itu, aku mengantar Sooyoung pulang. Sengaja kuturunkan dia didepan pagar dan tak masuk ke pekarangan rumahnya. Khawatir jika Siwon melihatku berdekatan dengan Sooyoung.

“Mianh… aku tak bisa mengantarmu sampai ke dalam.” Ucapku sambil menatapnya lekat-lekat. Dia mengangguk dan tanganku terbang membelai helaian rambutnya. “Aku sangat menyayangimu, Soo…” suaraku sarat akan keseriusan. Tatapan mata kami menyatu. Perlahan, wajahku mendekati wajahnya. Kami belum pernah berciuman kembali setelah terakir kali saat Sooyoung membawakanku makan siang beberapa minggu lalu. Dan kini, aku merindukannya.

Chu~

Bibirku mendarat di bibirnya. Kusesap dan kulumat pelan bibir lembutnya. Benar-benar membuatku berdebar dan terasa melayang. Aku benar-benar merindukan saat-saat seperti ini.

Nafas kami sama-sama memburu. Matanya tampak berkabut akan panasnya hawa yang melingkupi kami saat ini. Bisa kurasakan endusan nafasnya yang masih memburu diwajahku. Tangannya perlahan terangkat membelai wajahku.

“Oppa… maafkan aku…”

Dengan cepat kuanggukkan kepalaku dan kembali kukecup bibirnya agak lama. “Jangan kau pikirkan hal itu lagi, Chagie~ aku percaya padamu… sudah malam. Masuk dan istirahatlah. Jangan terlalu lelah. Arra?”

Kulihat dia turun dari mobilku dan tersenyum manis kepadaku. “Masuklah. Aku akan pergi setelah kau masuk.”

“Baiklah. Oppa, hati-hati di jalan.” Aku mengangguk di tengah senyumanku.

Aku mulai melajukan mobilku. Sambil nyetir, aku tersenyum meraba bibirku. Rasa lembut bibir Sooyoung masih melekat di bibirku. Hah… tak pernah sekali pun aku bermimpi untuk mencintainya sedalam ini. Yeoja menyebalkanku, pelayan pribadiku, kini menjadi kekasih yang sangat membuatku hidup dan bisa merasakan waktu-waktuku.

Kyuhyun’s POV end

Siwon’s POV

Aku sedang berjalan menuju ruangan kerjaku yang kini sedang di tempati oleh Kyuhyun, calon adik iparku. Sejujurnya aku tak ingin mengujinya sekeras ini hingga tak bisa menyentuh Sooyoung selama satu bulan. Sejak eommaku meninggal, aku sudah bisa mulai menerima Sooyoung sebagai adik kandungku. Lagi pula, ketika kami pacaran dulu, aku tak merasakan bahwa dia memiliki perasaan sayang dan cinta kepada seorang kekasih terhadapku. Aku tahu dia mencintaiku sebagai seorang oppa saja. Dan kini, aku sudah memiliki yeoja yang benar-benar akan menjadi teman hidupku selamanya. Choi Min Young. Nama aslinya Go Min Young dan sejak kami menikah namanya berubah marga. Ketika berada di luar Korea, teman-temannya memanggil dengan sebutan Tiffany. Dia istriku sejak enam bulan lalu. Maka dari itu, sebenarnya aku tak menyoalkan hubungan Kyuhyun dengan adikku. Namun kurasa, Kyuhyun akan tetap menyoalkan hubungan kami yang dia tahu pernah menjadi sepasang kekasih.

Cklk!

Kubuka pintu ruanganku dan kudapati Kyuhyun sedang terpaku serius dengan pekerjaannya di depan layar laptopnya. Dalam hati aku senang melihat dan mengetahui karakter pribadi seorang Cho Kyuhyun. Dia lumayan tampan, pribadi yang bisa di andalkan, pintar, berwawasan luas, dan cerdik. Kemarin dia memenangkan tender besar yang memiliki saingan berat. Hal itu membuatku takluk pada potensi yang dia miliki. Namun kupikir, ini bukanlah saatnya memberi pujian padanya.

“Ekhm!” aku berdeham cukup keras. Sengaja kulakukan agar Kyuhyun mendengar dan menyadari keberadaanku disini.

“Oh, Hyeong!” serunya yang sontak berdiri dari kursi panasnya. Dia memberku hormat dengan raut wajah yang sedikit gugup. Aku tahu, ini bukan diri Kyuhyun, melainkan diri yang sudah kucampuri dengan ancaman hubungan cintanya.

Aku berjalan mendekatinya. “Selamat atas kemenanganmu kemarin!” kuulurkan tangan hendak menjabatnya. Dia sedikit kaku, tapi tetap menerima jabatan tanganku.

“Gamshamida, hyeong.”

Kami sama-sama duduk berhadapan di meja tamu yang tersedia di ujung kanan ruangan. Seorang sekertaris membawakan dua cangkir kopi untuk kami. Aku duduk sambil menyenderkan punggungku dengan kaki kanan kuangkat menyimpuh di pangkal dengkulku. Sebuah map berisi beberapa laporan pun sudah mulai kubaca secara seksama.

“Kupikir aku bisa mempercayaimu untuk masalah proyek baru yang kau menangi itu. Jadi tak ada gunanya kubaca lagi laporan ini. Akan lebih mudah jika aku langsung tanda tangan dan melanjutkan pembicaraan kita.” Jelasku perlahan sambil menandatangani berkas yang seharusnya.

Kututup map itu dan kugeser mendekat padanya. “Kau yakin benar-benar menjalankan aturan yang aku berikan padamu?”

“Maksud hyeong?”

“Aturan tentang kau yang tak boleh menyentuh adikku.”

“Oh, itu. Ya, aku… euhm… aku, Sooyoung, kami, euhm…”

Aku mengernyit mendnegar keraguannya, “Kenapa? Kau melanggarnya tanpa sepengetahuanku?”

Dia tersentak kaget dan memandnagku khawatir, “Annio… bukan begitu. Aku sudah disibukkan dengan tugas proyek ini, jadi aku tak melanggarnya. Hanya saja…”

“Nde? Kenapa kau diam? Hanya saja, apa?”

“Kami sempat berciuman sekali. Oh, anni…anni… maksudku 2 kali. Yah… dan itu-“

Brakk!

Kuturunkan kakiku hingga mengenai ujung meja untuk mengagetkannya. Kemudian kucondongkan badanku sedikit untuk lebih intens menatap kedua matanya yang kini diselimuti tatapan khawatir.

“Kau melanggarnya? 2 kali? Apa dengan begitu aku bisa tetap mengandalkanmu?”

“Ya, aku yakin, kau bisa mengandalkanku. Aku akan bertanggung jawab, aku akan bekerja lebih keras untuk menjadi lebih disiplin, aku juga akan tetap menjadi orang yang memiliki komitmen.”

“Kau yakin akan apa yang kau katakan itu?”

“Aku yakin. Lagi pula, aku snagat mencintainya. Jika kadar cintaku bisa di uji dengan berbagai larutan kimia yang ada di dunia, aku yakin warna apapun itu akan sangat pekat karena aku benar-benar memiliki kandungannya. Aku benar-benar mencintainya. Hanya dia.”

“Kalau aku bilang aku tetap tak setuju, bagaimana?” tantangku setelah tertegun beberapa menit karena kalimat konyolnya itu. Larutan kimia cinta? Cih, ada-ada saja anak ini.

“Apa kau tak setuju karena kau masih mencintainya?”

“Kalau kukatakan ‘iya’ bagaimana?”

“…”

“Kenapa diam?”

“Aku tak habis pikir padamu. Aku tak menyangka kau tetap mencintainya padahal sudah jelas-jelas kalian bersaudara satu ayah. Walau pun kau tak setuju, aku akan tetap melakukan apa yang aku inginkan. Aku akan membuat Sooyoung hanya melihat padaku saja. Tantangannya 1 bulan kan? Itu berarti besok aku sudah bisa lari dari tuntutanmu. Bukankah ini hari terakhir? Dan aku snagat berterima kasih padamu yang sudah memberikanku pelajaran yang sangat banyak.” Kulihat dia mulai berdiri dan hendak beranjak pergi. “Satu lagi… yang aku butuhkan adalah restu kedua orang tua kami, bukan kau! Jadi, jangan sekali-kali kau hancurkan rencanaku. Ingatlah kalian adalah saudara kandung!”

Kurasa calon adik iparku ini mulai tersulut emosi kecemburuan. Aku berusaha kuat menjaga tawaku agar tak meledak saat ini juga. Aku ingin menanggapi, tapi kudengar suara pintu terbuka.

Cklk!

“Oppa!!” aku dan Kyuhyun menoleh kearah Sooyoung yang kini muncul di ambang pintu. Senyumannya sangat cerah. Ini yang akan selalu kuingat dari yeoja cantik yang ternyata adik kandungku.

Grebb!!

Sooyoung memelukku erat dan ini adalah point baru untukku. Lihat wajah galak si Tuan Cho yang melihat adegan ini. Tunggulah Kyu, kau akan kujadikan robot dengan segala amarahmu itu.

Siwon’s POV end

“Choi Sooyoung!”

Seketika acara peluk-memeluk antara Choi sibling itu pun terlepas ketika mendengar suara geraman itu. Dengan wajah innocent nya, Sooyoung berjalan kearah Kyuhyun dan ingin memeluk kekasihnya itu juga. Namun tangan Kyuhyun mencegahnya.

“Kau selalu menomor duakanku dibandingkan oppamu itu. Apa kau masih mencintainya, eoh? Aku tahu kau sempat menjalin kasih romantic bersamanya. Sayang saja takdir kalian adalah untuk bersaudara. Jika selalu seperti ini, aku ragu akan perasaanmu padaku, Choi Sooyoung. Aku akan kembali ke Korea. Terima kasih atas segala kebaikan kalian sebulan ini.”

Kyuhyun benar-benar tersulut emosi. Dia pergi dengan segala perasaan panasnya. Ketika Sooyoung hendak mengejarnya, tangan Siwon mencegah aksinya.

“Dia belum percaya padamu.”ucap Siwon yang membuat Sooyoung remuk dan sakit.

Benarkah seperti itu?

Kyuhyun-ah…

Tunggu setengah part lagi yaa… :p
RCL please… 😉

77 thoughts on “[SERIES] Suddenly to be His Maid – 10(2/2)A

  1. Omo omo omo
    Kyu jangan pergi

    Aigoo, kenapa harus tbc d moment yg gak enak. Bener” mainin perasaan nih authornya
    Next dtunggu thor ^^

  2. Ahhh siwon trllu keras nih-,- mestinya tuh dikejar… Huuuu sia2 dong perjuangan kyu sbulan huwaaa nextt nexttt smg makin seru dan ga lama hehhe

  3. Kasian banget kyuppa sdh suasah payah eh soo malah kek gitu, next kyu harus bisa membalikkan keadaan bwt soo jadiin dia no. 1 biar siwon ngerasa kalah ma dia ’emosi jdnx’ next!! Fighting kyuppa,,,

  4. Baru sempet komen
    Duhh siwon jangn sampe gara” kelakuannya, kyuyoung bnr” marahan dn pisah
    Kyu emosian bngt sih.. Disini jdi siwon udh nikah gtu?
    Soo ayo dong kejar kyu aja..
    Kyu polos ata kelewat jujur sih, msa dy ngaku udh ciuman 2 kali sma soo -_-”
    Ditunggu next part.a, jangn lama” yaa..

  5. Kyu jgn langsung emosi kyu..
    Siwon keterlaluan deh bercandanya..
    Kan kasian kyu merasa di nomor Duakan sm Si Soo…
    Next tour…
    Daebakkkk…
    😀

  6. Kok siwon oppa nyebelin hiks kasian kyuhyun:”
    Ohiyaa sorry bgt thor baru komen dipart ini hehehe
    Abis aku penasaran bgt jadi ga sempet komen #peace

Leave a reply to Aulia Ratna Cancel reply